Tuesday, November 29, 2005

 

Menyaring Informasi Dapat Meningkatkan Ingatan

Menyaring informasi-informasi yang tidak berguna dapat membantu seseorang meningkatkan kemampuannya untuk mengingat hal lain yang lebih penting. Demikian hasil penelitian yang disampaikan para ilmuwan AS.

Para ilmuwan dari University of Oregon telah memperagakan bahwa ingatan atau memori yang menyimpan pesan visual, tidak tergantung pada besarnya ruang memori di otak. Namun, baik buruknya memori visual tergantung kemampuan seseorang untuk mengabaikan informasi yang tidak penting.

"Sampai sekarang, diasumsikan bahwa orang-orang yang ingatan visualnya sangat baik memiliki kapasitas memori yang besar di otak," kata Edward Vogel yang memimpin tim peneliti. Padahal, lanjut Vogel, pada dasarnya hal tersebut bekerja berdasarkan bouncer (buka tutup) - mekanisme di otak yang mengatur informasi mana yang perlu memperoleh perhatian dan tidak.

Oleh karena itu, seseorang yang mampu mengatur informasi yang perlu dan yang tidak akan memiliki kemampuan menyimpan memori dengan baik.

Temuan yang dilaporkan dalam jurnal Nature ini juga menyanggah konsep kapasitas memori. Sebelumnya, para ilmuwan yakin bahwa seberapa besar ingatan seseorang tergantung seberapa banyak informasi yang dapat disimpannya dalam waktu tertentu.

Vogel dan timnya percaya bahwa hasil penelitian ini dapat dipakai untuk meningkatkan memori dan memperbaiki cara mendiagnosa dan mengobati masalah kognitif seperti penyakit lemah ingatan dan schizophrenia.

Sumber: AFP
Diambil dari harian Kompas

 

Mengapa Kita Harus Belajar Lagi?

Soal ujian sulit diprediksi, sementara kita harus membaca kembali delapan bab buku teks dan seluruh catatan untuk menghadapinya. Namun jika kita dapat mengendalikannya, mungkin kita bisa tahu cara belajar yang efektif.

Bagian dari pikiran kita pada dasarnya secara teratur memantau otak dan mengatakan jika kita perlu membaca ulang sebuah persamaan lagi, jika kita dingin, atau jika kita dapat menghadapai pertanyaan pilihan.

Tapi sebenarnya di manakah letak bagian pikiran kita itu? Para peneliti menunjukkan bahwa bagian yang berperan dalam proses belajar terletak di ventromedial prefrontal cortex (VMPFC) otak. VMPFC yang berfungsi mengkodekan rekaman memori itu terletak pada bagian otak di dekat telinga.

John Gabrieli, seorang anggota McGovern Institute di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan koleganya dari Stanford University menemukannya setelah melakukan pengamatan terhadap 18 orang dewasa. Saat mereka menjalani aktivitas belajar, otaknya dipindai menggunakan functional magnetik resonance imaging (fMRI).

"Kami telah mengetahui dari berbagai penelitian psikologi bahwa otak menjalankan dua fungsi yaitu mengkodekan memori dan memprediksi apakah informasi tersebut dipanggil kembali," kata Gabrieli, pemimpin penelitian yang dimuat dalam jurnal Nature. Tapi, tanpa mengamati otak secara langsung, lanjut Gabrieli, kami mungkin menganggap bahwa hal tersebut terjadi di area otak yang sama.

Inilah gambaran pertama yang menunjukkan bahwa mekanisme menyimpan memori dan memprediksi panggilan informasi - atau pertimbangan belajar - dilakukan oleh bagian otak yang berbeda.

Penelitian dengan fMRI menunjukkan bahwa salah satu bagian spesifik di otak yang disebut MTL menjadi sangat aktif ketika otak mengkodekan sesuatu ke memori. Sedangkan bagian lainnya, VMPFC aktif ketika otak memprediksi apakah mereka mengingat apa yang telah diketahui. Keduanya memiliki rangkaian fisik maupun fungsi yang berbeda dan saling berkomunikasi melalui lateral dan dorsal perfrontal cortex (LDPFC) yang berada di bagian terluar permukaan otak.

Memprediksi adalah bagian penting dalam keberhasilan belajar. Sebab, dengan cara itulah kita dapat mempertimbangkan apakah kita telah cukup belajar atau butuh mengulanginya kembali. Orang yang membuat prediksi dengan tepat berarti seorang yang bisa belajar cepat dan mungkin seorang yang cerdas.

Beberapa orang memiliki intuisi dalam menilai memorinya tapi sebagain lainnya harus melatih kemampuan tersebut. Gabrieli berharap bahwa dengan semakin memahami mekanisme otak yang terlibat mungkin akan membantu orang agar dapat belajar lebih efektif. Bahkan untuk mempelajari fenomena yang lebih luas seperti memperbaiki lemahnya kewaspadaan.

Sumber: MIT
Diambil dari harian Kompas

This page is powered by Blogger. Isn't yours?